Minggu, 12 Juni 2016

Kisah Nabi Hud AS Dan Kaum Aad

     Kaum Aad
     Nabi Hud diutus ke tengah-tengah kaum Aad yang sangat durhaka. Kaum Aad merupakan kaum yang berbadan kuat dan besar. Mereka dikaruniai tanah subur, lengkap dengan sarana irigasi yang baik. Air seolah memancar dari segenap penjuru untuk menyirami dan menyuburkan tanah pertanian dan perkebunan mereka. Berkat karunia Allah ini, mereka hidup makmur, mereka dapat membangun tempat tinggal yang indah dan megah. Dalam waktu singkat mereka berkembang pesat dan menjadi suku terbesar di antara suku-suku lainnya.

     Begitulah sifat asli manusia, mereka selalu lalai. Apabila kemakmuran dan kemewahan sudah tercapai, mereka pasti lupa diri dan hanya memperturutkan hawa nafsunya yang selalu merasa kurang dan ingin yang lebih.


    Kaum Aad merupakan kaum yang terkenal paling durhaka pada zaman itu. Mereka hidup di negeri Ahqaf, yaitu antara Yaman dan Umman. kejahatan dan kemaksiatan mereka benar-benar sangat keterlaluan. Mereka menyembah berhala yang bernama "Shamud", "Shada" dan "Al Haba".

     Usaha Nabi Hud Mengajak Kaumnya Menuju Kebenaran / Jalan Lurus
     Nabi Hud adalah keturunan Sam bin Nuh (cucu Nabi Nuh). Beliau adalah orang yang berlapang dada, berbudi tinggi, pengasih, penyantun, sabar serta cerdas dan tegas. Nabi Hud diutus ketengah-tengah kaumnya untuk menegakan kembali ajaran yang benar. Mengembalikan umat yang tersesat dan bergelimang dosa menuju jalan yang lurus dan memohon ampunan semata-mata hanya kepada Allah SWT.
     Beliau terus berusaha mengajak kaumnya agar tidak lagi menyembah selain Allah "Wahai kaumku, kalian telah menempuh jalan yang keliru dan sesat. Batu-batu berhala yang kalian sembah tidak bisa berbuat apa-apa. Tidak mampu memberikan kebaikan maupun kemelaratan. Hanya Allah yang pantas kita sembah. Dialah yang memberikan rizki berlimpah ruah sehingga kalian dapat hidup makmur di muka buni ini. Allah yang menghidupkan kita dan mematikan kita. Ingatlah, Allah akan menghidupkan kita kembali di akhirat guna mempertanggungjawabkan perbuatan kita dimuka bumi. Siapa yang beramal baik akan mendapat pahala surga yang penuh dengan kenikmatan. Sebaliknya siapa yang berbuat jahat dan kemaksiatan akan menerima siksa dan penghinaan".


     Sungguh sayang sekali, ajakan Nabi Hud ini malah dilecehkan oleh kaumnya. Mereka berkata: "Mana bisa orang yang mati akan dihidupkan kembali. Itu hanya omong kosong dan bualanmu saja. Orang hidup hanya sekali. Susah senang ya hanya di muka bumi ini. Kalau sudah mati ya sudah, tida ada urusan lagi".
     Bahkan mereka berani mencerca Nabi Hud. Perbuatan mereka makin keterlaluan. Kemaksiatan terus makin merajalela. Mereka mengejek dan mengolok-olok beliau sebagai orang yang bodoh dan tidak mempunyai akal, mereka tidak mau menerima Nabi Hud sebagai utusan Allah SWT.
     Melihat hal yang demikian, Allah menjadi murka. Dia menurunkan adzab atas kedurhakaan mereka. Bangsa Aad kemudian ditimpa musim kemarau panjang selama tiga tahun. Tak ada setetes hujan sama sekali dalam kurun itu. Lahan pertanian dan perkebunan yang mereka banggakan selama ini telah rusak. mereka mengalami kelaparan.
     Dalam keadaan demikian Nabi Hud masih berkenan memberikan peringatan kepada kaunya: "Hai kaumku. Mohon ampunlah engkau kepada Allah, dan bertaubatlah kepada-Nya. Niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan dia menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa".


     Namun peringatan Nabi Hud itu malah ditentang keras oleh mereka: "Hai Hud ! Kamu tidak mendatangkan suatu bukti yang nyata dan kami sekalikali tidak akan meninggalkan sembahan-sembahan kami karena perkataanmu. kami sama sekali tidak akan mempercayai kamu !"
     Hanya sedikit dari kaum Aad yang mau beriman dan menjadi pengikut Nabi Hud. Selebihnya mereka tetap dalam kekufuran dan kedurhakaan. Akibatnya sungguh mengerikan, kaum Aad yang durhaka ditimpa adzab berupa angin yang sangat dingin lagi kencang selama tujuh malam delapan hari. Angin kencang itu mampu merobohkan bangunan-bangunan gedung yang menjulang tinggi dan membinasakan hewan ternak serta kaum Aad yang ingkar. Semua berantakan, tak seorangpun dari kaum yang durhaka itu tertinggal. Semua rata dengan tanah. Itulah adzab bagi mereka yang mendustakan utusan Allah. Dan Allah hanya menyelamatkan Nabi Hud serta pengikutnya.
Bersambung Ke KISAH NABI SHALEH AS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar