Sabtu, 23 Januari 2016

Keputusasaan Nabi Nuh Atas Kaumnya

     Nabi Nuh mengadukan kaumnya tersebut kepada Allah SWT. karena beliau merasa dakwah yang disampaikannya menemui jalan buntu serta pengikutnya tidak bertambah.

     Lalu beliau berdo'a: "Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorangpun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas permukaan bumi. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba Mu, dan mereka tidak akan melahirkan, selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir".


     Allah SWT. mengabulkan do'a Nabi Nuh. Allah memberikan petunjuk agar Nabi Nuh membuat kapal yang sangat besar. Dengan perahu itu Nabi Nuh dan kaumnya yang beriman akan selamat. Sedang kaumnya yang ingkar akan ditenggelamkan dengan banjir yang sangat besar, sehingga tak seorangpun dari mereka ada yang selamat. Semua akan binasa.

     Ketika Nabi Nuh dan pengikutnya membuat kapal di atas bukit, kaumnya yang ingkar mengolok-olok dan mengejeknya.

     "Lihat ! Nuh semakin gila saja, musim kemarau panas begini malah membuat perahu. Di atas bukit lagi. Sungguh dia sudah miring otaknya". Mereka terus mengejek sambil tertawa.

     Bahkan diantaranya ada yang berani buang kotoran di dalam kapal yang belum selesai itu. Tentu hal itu mereka lakukan ketika Nabi Nuh dan pengikutnya sedang tidak ada di tempat pembuatan kapal. Namun akibatnya perut mereka yang buang kotoran itu menjadi sakit. Tak seorangpun bisa menyembuhkannya. Dengan merengek-rengek mereka minta Nabi Nuh untuk mengobatinya. Nabi Nuh hanya menyuruh mereka membersihkan kapal yang mereka kotori. Sesudah itu merekapun sembuh dari sakit perutnya. Sungguh itu semua karena kekuasaan Allah SWT.


     Adzab Allah Memusnahkan Orang-orang Kafir
     Sesuai dengan wahyu Allah. Nabi Nuh mengajak kaumnya memasuki kapal / bahtera yang telah selesai dibuat. Nabi Nuh juga membawa berbagai macam binatang dalam kapalnya / bahteranya itu. Tidak berapa lama sesudah Nabi Nuh dan pengikutnya yang beriman memasuki kapal maka langit yang tadinya cerah berubah menjadi hitam. Mendung tampak tebal sekali diiringi angin kencang yang mulai berhembusan. Bersamaan dengan turunnya hujan lebat, air dari dalam bumi memancar pula ke permukaan.

     Hujanpun turun dengan lebatnya. Belum pernah ada hujan turun selebat itu. Bagaikan dicurahkan dari atas langit. Rumah-rumah mulai terendam air, angin kencang dan badai menambahkan kepanikan semua orang. Dari kejauhan Nabi Nuh melihat salah seorang putranya yaitu Kan'an sedang berlari-lari menuju puncak gunung. Nabi Nuh memanggil anaknya itu.

     "Hai anakku, kemarilah. Naiklah ke kapalku maka kau akan selamat !"
     "Tidak ! Aku akan berlari ke atas bukit sana, aku pasti akan selamat !"
     "Anakku ! Pada hari ini tidak seorang pun dapat menyelamatkan diri dari azab Allah !"

     Dengan sombongnya Kan'an terus berlari. Ia tak menghiraukan panggilan ayahnya. Ia mengira banjir itu hanya bencana alam biasa yang segera reda, maka ia terus berlari mendaki puncak gunung. Memang Kan'an tidak mau mengikuti ajaran Nabi Nuh. Ia lebih suka hidup bersama orang-orang kafir, karena itu ia tak mau menumpang kapal Nabi Nuh. Nabi Nuh merasa trenyuh. Bagaimanapun Kan'an adalah putranya sendiri. Maka ia berdo'a kepada Allah agar Kan'an diselamatkan. Namun Allah menolak permintaan Nabi Nuh. Sebab Kan'an itu ia anak yang durhaka, tidak mau beriman walaupun putra Nabi Nuh sendiri.


     Menurut riwayat, kapal yang membawa Nabi Nuh dan para pengikutnya itu berlayar selama 40 hari, sesudah itu banjir mereda dan Nabi Nuh diperintahkan turun dari kapalnya. Hanya para pengikut Nabi Nuh yang selamat. Mereka hidup dan menempati bumi sebagai penghuninya, sedangkan mereka yang menentang Nabi Nuh telah hancur binasa.

     Hikmah:
  1. Seorang ayah, walaupun ia orang yang shaleh atau dari golongan ulama' atau Nabi, tidak akan bisa menolong anaknya atau kerabatnya yang durhaka dan membangkang atas perintah Allah.
  2. Semua manusia sama dalam pandangan Allah. Yang membedakan di antara mereka hanyalah derajat taqwanya. Karena itu Nabi Nuh menolak permintaan orang-orang kaya yang kafir untuk mengusir para pengikutnya yang terdiri dari golongan kaum lemah, miskin dan tidak berkedudukan tinggi.
  3. Kita hendakya bersabar dan bertawakal dalam memperjuangkan agama Allah. Karena sekeras apapun tantangan yang kita hadapi Allah pasti menolong dan melindungi kita.
Bersambung Ke : KISAH NABI HUD AS DAN KAUM AAD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar