Sabtu, 16 Januari 2016

Kisah Adam Dan Hawa Diturunkan Ke Bumi

     Taubat Adam Dan Hawa diterima dan keduanya diampuni Oleh Allah SWT. karena sesungguhnya Allah Maha Pengasih dan Maha Pengampun. Tetapi atas kesalahan itu mereka harus keluar dari Surga yang penuh kenikmatan. Ini sudah sesuai dengan Kehendak Allah yang memang menciptakan manusia sebagai khalifah di bumi, sebagai penghuni dan pengatur bumi.

     Maka berfirmanlah Allah: "Demi kemuliaan-Ku, kamu berdua harus meninggalkan Surga ini. Kalian akan turun ke bumi yang telah lama terbentang. Di sana segala kebutuhan hidupmu tersedia, tetapi kalian harus bersusah payah, harus bekerja keras untuk mendapatkannya."

     Selain Adam dan Hawa, Iblis juga diusirdan harus hidup dibumi. Jadi Adam dan Hawa akan hidup bersama Iblis di bumi.

     Allah SWT. berfirman: "Turunlah kalian ke bumi. Di bumi kamu hidup, di bumi kamu mati. Dari bumi itu pula kamu akan dibangkitkan. Di atas bumi kelak kamu dan anak cucumu selalu mendapat godaan dan tipu daya Iblis agar anak cucumu celaka dan hidup sengsara. Di sana anak cucumu akan menghadapi perjuangan berat, dari jenis lelaki akan bersusah payah mencari nafkah untuk keluarga. Dari jenis perempuan akan mengalami kesakitan di kala melahirkan anak. Namun kamu jangan khawatir, kamu dan anak cucumu akan Kuberi petunjuk-petunjuk yaitu ajaran-ajaran agama. Barang siapa mengikuti petunjuk-Ku maka ia akan selamat dari godaan Iblis."


     Demikianlah, Adam dan Hawa harus turun dari Surga. Sewaktu diturunkan ke bumi keduanya berada di tempat yang terpisah jauh. Konon Adam diturunkan di Tanah Hindia, sedang Hawa di Tanah Arab.

     Mereka harus menghadapi tantangan berat untuk mempertahankan kehidupan. Wajah bumi yang belum pernah tersentuh tangan manusia, jadi keadaannya sangatlah menyeramkan. Gunung-gunung menjulang tinggi, jurang-jurang terjal menganga lebar, pohon-pohon raksasa tumbuh berserakan, binatang-binatang buas baik yang besar maupun yang kecil berkeliaran di mana-mana.

     Adam dan Hawa menggunakan kulit binatang sebagai pakaiannya serta melindungi tubuh mereka dari hawa dingin dan sengatan serangga.

     Keduanya saling mencari dan berkelana dari satu tempat ke tempat lainnya. Perjalanan yang ditempuh sangat sukar dan penuh bahaya. Derita dan sengsara benar-benar mereka rasakan. Akhirnya mereka dapat bertemu kembali di Padang ARAFAH setelah saling mencari selama empat puluh tahun.

Adam sangat terharu melihat keadaan istrinya yang telah kepayahan. Sengsara menapak jalan yang sulit dan kejam. Mereka berpelukan, menangis penuh haru.

     Kini mulailah babak baru bagi kehidupan cikal bakal anak manusia. Adam dan Hawa tinggal di sebuah goa yang besar dan lebar. Goa itu terletak di dataran tinggi sehingga tak gampang diserang binatang buas.

     Tantangan alam yang keras telah menggerakkan akal pikiran Adam agar dapat mempertahankan kehidupan dengan keadaan yang lebih baik. Dengan bekal yang telah diberikan Allah, Adam mulai mengelola alam di sekitarnya. Ia menjinakan binatang untuk diternakan, mengolah lahan pertanian dan perkebunan buah-buahan.


     Apakah karena kesalahan Nabi Adam sehingga seluruh umat manusia harus menderita hidup di dunia? Bukan? Nabi Adam memang diciptakan Allah sebagai khalifah atau pengelola bumi dan isinya. Hanya saja, setelah diciptakan Nabi Adam ditempatkan di surga, setelah itu beliau harus ke tempat tujuannya yaitu bumi.

     Dari sini kita harus pandai-pandai dan waspada terhadap tipu daya serta rayuan Iblis dan setan. Mereka akan terus berusaha dengan segala macam cara untuk menjerumuskan manusia ke lembah dosa. Salah satu jurus iblis yang paling ampuh untuk meruntuhkan iman manusia adalah menjadikan baik sesuatu perbuatan maksiat atau dosa dalam pandangan manusia. Padahal dosa adalah dosa, maksiat adalah maksiat, haram tetap haram ini sudah jelas, jika dilanggar berarti kita menuruti bujukan setan yakni musuh yang nyata bagi semua umat manusia. Bukan setannya yang nyata tapi ucapan dan perbuatan yang bertentangan dengan agama itulah yang nyata dan dapat dipahami oleh manusia untuk menghindarinya. Karena itu kita harus benar-benar menggunakan akal yang sudah diberikan oleh Allah. Dengan akal kita bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Dan untuk menuju jalan yang benar, harus berpedoman pada agama yang mengajarkan pada kita untuk menjalankan semua perintah Allah SWT. dan menjauhi segala larangan-Nya.

Bersambung ke: Kisah Qabil Dan Habil

Tidak ada komentar:

Posting Komentar