Kamis, 21 Januari 2016

Kisah Nabi Nuh AS

     Nabi Nuh adalah nabi ke tiga setelah Nabi Adam. Nabi Nuh adalah keturunan ke sembilan dari Nabi Adam AS. Ia adalah putra Lamik bin Matu Shaleh (Nabi Idris). Nabi Nuh diangkat menjadi Rasul ketika berusia 450 tahun dan wafat pada usia 950 tahun, dengan demikian Nabi Nuh berdakwah kepada umatnya selama lima abad atau 500 tahun. Meski demikian pengikut Nabi Nuh yang beriman hanya sedikit yaitu kurang dari seratus orang.


1. Ajakan Nabi Nuh Kepada Kaumnya
     Nabi Nuh menerima wahyu kenabian dalam masa kekosongan antara dua rasul. Dalam masa kekosongan itu biasanya manusia secara berangsur-angsur melupakan ajaran agama Allah. mereka kembali menjadi musyrik, meninggalkan kebajikan, melakukan kemaksiatan dan kemungkaran.

     Nabi Nuh diutus Allah SWT. ketengah-tengah masyarakat yang sedang menyembah berhala. berhala itu sebenarnya adalah patung-patung buatan mereka sendiri. Menurut mereka berhala itu mempunyai kekutan gaib di atas manusia. Dan mereka menamakanya sesuai dengan selera mereka sendiri. Kadang-kadang mereka namakan Wadd dan Suwa kadang Yaguts dan kadang Ya'uq dan Nasr.

     Nabi Nuh adalah orang yang cerdas dan sabar, maka beliau mengajak kaumnya untuk berpikir. Ia mengajak kaumnya melihat alam semesta ciptaan Allah. langit dengan bulan, bintang dan mataharinya. Bumi dengan kekayaan yang ada di atas dan di bawahnya, berupa hewan tumbuhan dan air yang mengalir. Pergantian siang dan malam. Semua itu menjadi bukti bahwa Allah Maha Esa dan Maha Kuasa atas segala sesuatu. Beliau juga memberikan kabar akan adanya ganjaran berupa surga dan kenikmatannya bagi mereka yang beramal shaleh, dan balasan siksa neraka bagi mereka yang membangkang atas perintah Allah, yakni mereka yang mungkar dan bergelimang dalam maksiat dan dosa.


     Nabi Nuh berdakwahdengan giat siang dan malam. Baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan. Beliau termasuk orang yang cerdas, fasih berbicara, tajam pemikirannya, pandai berdiskusi, bersifat sabar dan tenang. Namun sayang sekali Ummat Nabi Nuh banyak yang ingkar. Jika Nabi Nuh mengajak beribadah kepada Allah dan menegakkan Tauhid, ummatnya selalu menentang dan mengejeknya. Kebanyakan hanya para fakir miskin atau golongan ekonomi lemah yang menjadi pengikut Nabi Nuh. Sedangkan para bangsawan dan orang-orang kaya serta terpandang di masyarakat malah memusuhi beliau.

     Pada suatu ketika orang-orang kafir hendak menipu Nabi Nuh. Mereka mengatakan bersedia mengikuti Nabi Nuh asalkan Nabi Nuh mau mengusir para pengikutnya yang terdiri dari orang-orang miskin. Tapi dengan tegas beliau menolak permintaan orang-orang kaya itu.

     Kecerdasan dan kefasihan Nabi Nuh mengalahkan segala hujah orang-orang kafir. Akhirnya orang-orang kafir itu jengkel dan menantang Nabi Nuh. Mereka berkata: "Hai Nuh ! Sesungguhnya kamu telah membantah dengan kami, dan kamu telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami adzab yang kamu ancamkan kepada kami jika kamu termasuk orang-orang yang benar".

     Kemudian Nabi Nuh menjawab: "Hanya Allah yang akan mendatangkan adzab itu kepadamu jika Dia menghendaki, dan kamu sekali-kali tidak akan dapat melepaskan diri. Tidaklah bermanfaat nasihatku kepadamu jika Allah ternyata hendak menyesatkanmu. Dia adalah tuhanmu, Dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan".


     Sungguh keterlaluan sekali kaum Nabi Nuh, mereka mengingkari ajaran Tuhan. Bahkan mereka mengejek dan menghina Nabi Nuh sebagai orang bodoh dan gila. Namun Nabi Nuh sebagai utusan Allah tetap melaksanakan tugasnya. Dan orang-orang kafir makin keras menentangnya.

     Bahkan mereka mengancam Nabi Nuh. "Sungguh jika kamu tidak mau berhenti berdakwah", kata mereka: "Maka kami akan merajammu beramai-ramai".

Bersambung ke:
2. Keputusasaan Nabi Nuh Atas Kaumnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar